Selasa, 12 November 2019

MakalahPenyakit Periodontal


TUGAS MATA KULIAH EPIDEMIOLOGI
PENYAKIT PERIODONTAL




Dibuat oleh :
Nama               : Zaenal Arifin
NIM                : P133742519060



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
DIV ALIH JENJANG KEPERAWATAN GIGI
2019/2020



PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Kesehatan merupakan bagian terpenting bagi kehidupan manusia, sehat secara jasmani dan rohani tidak terkecuali anak-anak, setiap orang menginginkananaknya bisa tumbuh dan berkembang secara optimal, hal ini dapat dicapai jika tubuh mereka sehat. Kesehatan yang perlu diperhatikan selain kesehatan tubuh secara umum, juga kesehatan gigi dan mulut, karena kesehatan gigi dan mulut dapat mempengaruhi kesehatan tubuh secara menyeluruh.
Dengan kata lain bahwa kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari kesehatan tubuh secara keseluruhan yang tidak dapat dipisahkan dari kesehatan tubuh secara umum. Untuk mencapai kesehatan gigi dan mulut yang optimal maka harus dilakukan perawatan secara berkala. Perawatan dapat dimulai dari memperhatikan diet makanan jangan terlalu banyak makan yang mengandung gula dan yang lengket.
Gigi merupakan bagian dari alat pengunyahan pada sistem pencernaantubuh manusia, sehingga secara tidak langsung berperan dalam status kesehatan perorangan. Kebersihan gigi dan mulut merupakan hal yang sangat penting dalam mencegah dari terjadinya penyakit-penyakit rongga mulut.
Gigi berlubang adalah merupakan salah satu penyakit rongga mulut serta gangguan atau penyakit yang banyak terjadi, baik pada orang dewasa maupun anak-anak. Maka dari itu, pemeriksaan gigi perlu dilakukan secara rutin, karena umumnya gigi berlubang tidak menimbulkan rasa nyeri di awal sehingga sulit dideteksi. Jika gigi berlubang tidak segera diatasi, lubang akan membesar, serta berisiko menimbulkan infeksi dan gigi busuk, serta gigi tanggal.
Gigi berlubang sendiri yaitu kondisi dimana gigi mengalami kerusakan yang mengikis bagian luar (email) hingga bagian dalam gigi (dentin) sampai membentuk gigi berlubang. Gigi berlubang disebabkan oleh penumpukan bakteri pada mulut, sering mengkonsumsi makanan manis serta kebersihan mulut yang tidak terjaga.
Penyakit periodontal merupakan satu dari dua penyakit rongga mulut terbesar di dunia. Hasil survei morbilitas oleh Survei Kesehatan Nasional (SURKESNAS) tahun 2003, menunjukan bahwa penyakit gigi dan mulut menempati urutan pertama dari 10 penyakit yang banyak dikeluhkan masyarakat Indonesia dengan prevalensi penyakit periodontal pada semua kelompok umur  mencapai 96,58% (Situmorang, 2004, cit Tanjaya dan Elza, 2011).
Priodontitis sendiri adalah inflamasi dan infeksi yang terjadi pada jaringan periodontal dan tulang alveolar penyangga gigi. Periodontitis terjadi apabila inflamasi dan infeksi yang terjadi pada gingiva (gingivitis) yang tidak dirawat atau perawatan yang tertunda. Infeksi dan inflamasi dari gingiva menyebar ke ligamen dan tulang alveolar yang menyangga gigi. Hilangnya dukungan menyebabkan gigi dapat terlepas dari soketnya. Periodontitis merupakan penyebab utama tanggalnya gigi pada orang dewasa. Penyakit ini jarang sekali terjadi pada anak anak tetapi meningkat seiring bertambahnya usia (Fotek, 2012). Penyebab utama dari periodontitis adalah akumulasi plak pada permukaan gigi. Peradangan pada mulanya hanya mengenai jaringan gingiva dan bila berkelanjutan akan mengenai ligamen dan tulang alveolar penyangga gigi. Karena plak mengandung bakteri, infeksi yang terjadi dapat menyerupai abses dan meningkatkan kerusakan tulang (Fotek, 2012).

B.   Tujuan
1.    Mengetahui pengertian dari penyakit periodontitis
2.    Mengetahui penyebab terjadinya penyakit periodontitis
3.    Mengetahui cara menjaga atau merawat gigi agar terhindar dari penyakit gigi dan mulut







BAB II
PEMBAHASAN

A.   Definisi Penyakit
Periodontitis disebut juga penyakit gusi, merupakan kondisi gusi dan struktur periodontal (sekitar gigi) mengalami peradangan. Radang gusi ini adalah respon tubuh terhadap bakteri yang terkumpul di gigi dan daerah sekitarnya. Meskipun merupakan bentuk dari sistem pertahanan tubuh, periodontitis dapat menyebabkan kerusakan serius.
Penyebab utama penyakit periodontal adalah mikroorganisme yang berkolonisasi di permukaan gigi beserta plak bakteri dan produk yang dihasilkannya. Beberapa kelainan sistemik juga dapat berpengaruh buruk terhadap jaringan periodontal. Namun, faktor sistemik saja tanpa disertai adanya plak bakteri tidak dapat menjadi pencetus terjadinya periodontitis.
Ada dua faktor yang mungkin bisa menjadi pencetus penyakit periodontal tanpa adanya plak bakteri yaitu malignansi dan trauma oklusi primer (Vernino, 2005). Periodontitis diawali dengan pembentukan plak yang melekat pada permukaan gigi. Plak gigi itu sendiri merupakan lapisan tipis biofilm multi-spesies yang mengandung kolonisasi bakteri, produk bakteri, dan sisa makanan. Plak gigi penyebab periodontitis biasanya berada di subgingiva yang kemudian meluas ke arah apikal gigi sehingga menyebabkan peradangan pada jaringan periodontal (Herliana, 2010).
Mikroorganisme yang menyusunnya terdiri atas sejumlah spirochete, bakteri gram negatif, dan bakteri yang mengelompok membentuk formasi sikat botol atau formasi sikat tabung. Spesial bakteri gram negatif tersebut antara lain Porphyromonas gingivalis, Prevotella intermedia, Actinobacillus (Aggregatibacter) actinomycetemcomitans, dan Fusobacterium nucleatum (Vernino, 2005). Periodontitis biasanya berkembang dari gingivitis kronis yang persisten, kemudian inflamasi dan produk bakteri tersebut menyebar dari gingiva ke prosesus alveolaris (Gray, 2005).
Periodontitis agresif yang dahulu dikenal sebagai juvenile periodontitis merupakan kelainan jaringan periodontal yang lanjut dan cepat serta biasanya terjadi pada usia pubertas dan dewasa muda yang sehat. Periodontitis agresif ditandai dengan hilangnya perlekatan jaringan ikat dan kerusakan tulang alveolar secara cepat yang terjadi pada lebih dari satu gigi permanen serta tidak berhubungan dengan iritasi lokal. Pada gejala awal, walaupun secara klinis gingiva terlihat normal tetapi pada gambaran radiografis ternyata mulai terlihat adanya kerusakan tulang serta terjadi perdarahan saat probing pada poket periodontal (Fidary & Lessang, 2008).
Bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans merupakan bakteri yang dominan pada periodontitis agresif dengan frekuensi sebesar 90% (Carranza et al., 2006). Bakteri tersebut mampu menembus jaringan ikat gingiva hingga ligamen periodontal serta tulang alveolar, selain itu juga memproduksi leukotoksin kuat yang akan membunuh neutrofil.
Terapi periodontitis agresif dapat berupa terapi non bedah, bedah atau kombinasi keduanya yang disertai pemberian antimikroba. Beberapa ahli melaporkan keberhasilan perawatan periodontitis agresif dengan kombinasi pemakaian antibiotik. Pemakaian antibiotik ini bertujuan untuk menghilangkan kelainan, mengurangi keganasan, mencegah komplikasi, dan rekurensi penyakit. Prognosis dari periodontitis agresif sendiri tergantung pada keadaan yang bersifat lokal atau menyeluruh, derajat kerusakan, dan usia pada waktu pertama kali dilakukan pemeriksaan (Fidary & Lessang, 2008).
Pada pemeriksaan klinis periodontitis terdapat peningkatan kedalaman probing, perdarahan saat probing, dan perubahan kontur fisiologis. Selain itu juga bisa ditemukan kemerahan dan pembengkakan gingiva yang biasanya tidak ada rasa sakit (Gray, 2005). Ada beberapa jenis periodontitis, namun yang paling umum adalah periodontitis akut yang mana sebagian penderitanya adalah orang dewasa.
Perawatan pada penyakit periodontal bisa dilakukan dengan pemberian obat-obatan yang dapat diberikan secara sistemik, per oral atau topikal. Obat-obatan yang harus diketahui dalam perawatan periodontal antara lain anti inflamasi, antibiotika, analgetika, dan antipiretika (Suproyo, 2009). Antibiotik yang biasa digunakan dalam perawatan periodontal misalnya metronidazol, ciprofloksasin, tetrasiklin, dan amoksisilin (Preus & Laurell, 2003).
B.   Gejala Penyakit
Gusi yang sehat terlihat kokoh dan berwarna merah muda pucat, serta menyokong gigi dengan baik. Gejala yang nampak pada periodontitis di antaranya :
1.    Gusi bengkak.
2.    Gusi berwarna merah, gelap, atau keunguan.
3.    Gusi yang nyeri saat disentuh.
4.    Gusi yang berdarah dengan mudah.
5.    Gusi yang terlepas dari gigi, membuat gigi terlihat lebih panjang dari normalnya.
6.    Terbentuknya rongga di antara gigi.
7.    Nanah antara gigi dan gusi.
8.    Napas bau.
9.    Gigi goyang.
10. Nyeri saat mengunyah
C.   Pengobatan Penyakit
Tujuan pengobatan periodontitis adalah mengurangi peradangan, menghilangkan celah antara gusi dan gigi, serta mengatasi penyebab peradangan gusi tersebut. Jika periodontitis belum parah, petugas kesehatan gigi bisa memberikan obat kumur untuk menghilangkan bakteri penyebab infeksi. Selain itu, scaling atau pembersihan karang gigi juga diperlukan guna menghilangkan karang gigi dan bakteri dari permukaan gigi atau bagian bawah gusi.
Jika bakteri dan plak bertumpuk di akar gigi, maka metode root planing diperlukan untuk membersihkan dan mencegah penumpukan bakteri dan karang gigi lebih lanjut, serta menghaluskan permukaan akar.
Selain itu, kuretase merupakan salah satu prosedur dalam terapi periodontitis. Kuretase adalah pembersihan jaringan granulasi yang mengalami inflamasi kronis yang terbentuk pada dinding lateral poket periodontal. Jaringan granulasi pada poket periodontal mengandung jaringan dengan inflamasi kronis, partikel partikel kalkulus dan koloni koloni bakteri. Kalkulus dan koloni bakteri akan memperparah penyakit periodontal dan menghambat penyembuhan walaupun sudah dilakukan scaling dan root planing (Newman dkk., 2012).

D.   Faktor Resiko Terjadinya Penyakit Periodontitis
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit periodontal, antara lain yaitu :
1.    Merokok
2.    Obesitas
3.    Kurang gizi
4.    Konsumsi obat-obatan yang mengurangi produksi air liur
5.    Perubahan hormon seperti saat menstruasi dan kehamilan
6.    Atau penyakit-penyakit tertentu, seperti diabetes dan leukemia.

E.   Pencegahan Terjadinya Penyakit Periodontitis      
Periodontitis bisa dicegah dengan cara yaitu sebagai berikut :
1.      Menggosok gigi minimal 2 kali sehari, yaitu setelah sarapan pagi dan sebelum tidur malam
2.      Menggunakan benang gigi setidaknya sekali sehari
3.      Makan dengan diet seimbang
4.      Hindari produk tembakau (Contohnya Rokok)
5.      Periksa gigi secara teratur dan lakukan pembersihan.
5.



Contoh Gambar Penyakit Periodontitis











BAB III
PELAKSANAAN SURVEILANT

A.   Gambaran Umum Puskesmas
1.    Tempat / Topografi
Puskesmas Klambu berada diwilayah kecamatan Klambu Kabupaten Grobogan yang berbatasan langsung dengan wilayah kecamatan lain maupun kabupaten lain, yaitu :
a.    sebelah utara berbatasan dengan kecamatan sukolilo kabupaten Pati
b.    sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Brati kabupaten Grobogan
c.    sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Godong kabupaten  Grobogan
d.    sebelah barat berbatasan dengan kecamatan dempet kabupaten Demak.
Luas wilayah kecamatan Klambu secara keseluruhan adalah 4.656.356 ha yang terbagi dalam dua kelompok yaitu luas tanah sawah 2.260.630 ha dan tanah pekarangan 2.395.762 ha,dan mempunyai 9 desa yaitu desa Kandangrejo, Selojari, Taruman, Penganten, Klambu, Menawan, Terkesi, Jenengan dan desa Wandan Kemiri.

Data jumlah penduduk di wilayah Kecamatan Klambu
NO
Desa
Jumlah penduduk
L
P
Jumlah
1.
Kandangrejo
2.665
2.668
5.333
2.
Selojari
1.174
1.131
2.305
3.
Taruman
2.572
2.493
5.065
4.
Penganten
2.372
   2.306
4.678
5.
Klambu
3.009
2.924
5.933
6.
Menawan
2.550
2.517
5.067
7.
Terkesi
3.211
3.131
6.342
8
Jenengan
1.396
1.338
2.734
9
Wandan Kemiri
1.100
1.042
2.142

Jumlah


39.599








2.    Jenis – jenis Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
a.    Pelayanan Dawat Darurat
b.    Pelayanan Rawat Jalan
c.    Pelayanan Rawat Inap
d.    Pelayanan Persalinan
e.    Pelayanan Laboratorium
f.     Pelayanan Farmasi / Obat
g.    Pelayanan Gizi
h.    Pelayanan Rekam Medis
i.      Pengelolaan Limbah
j.      Pelayanan Mobil Ambulance
k.    Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
l.      Pelayanan Loundry

3.    Jenis - jenis Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)  
a.    Posyandu balita                
b.    Posyandu Lansia              
c.    Posbindu                            
d.    Saka Bhakti Husada        
e.    Desa Siaga aktif    
f.     Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
g.    Kesehatan Lingkungan
h.    Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak dan Keluarga Berencana
i.      Pelayanan Gizi
j.      Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
k.    Pelayanan Penyakit Tidak Menular
l.      Upaya Kesehatan jiwa
m.  Upaya Kesehatan Sekolah
n.    Upaya Kesehatan Kerja
Selain itu, Puskesmas Klambu juga mempunyai 2 (dua) Puskesmas pembantu yang juga pelayanan setiap hari yaitu Puskesmas Pembantu Taruman (Pustu Taruman) dan Puskesmas Pembantu Wandanmekiri (Pustu Wandankemiri)
B.   Analisis dan Interpretasi Data
1.    Data tabel Kunjungan Pasien di Poli UPTD Puskesmas Klambu Tahun 2019
No
Diagnosa
Jumlah Pasien (Tahun 2019)
Total
Jan
Feb
Maret
April
Mei
Juni
1
Iritasi Pulpa
0
0
0
0
0
0
0
2
Hiperemy Pulpaa
15
9
8
6
8
7
53
3
Pulpitis
10
12
10
8
18
13
71
4
Periodontitis
86
70
63
50
50
75
394
5
Persistensi
54
37
66
55
39
30
281
5
Lain-lain
8
5
3
4
5
9
34

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pasien dengan penyakit periodontitis menduduki urutan paling banyak dengan total pasien 394 pada bulan Januari sampai dengan Juni 2019.

2.    Data Tabel Penyakit Peridontitis Berdasarakan Umur pada Bulan Januari sampai dengan Juni 2019 di UPTD Puskesmas Klambu
Dari Tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah penderita penyakit Periodontitis sampai bulan Juni 2019 di UPTD Puskesmas Klambu kebanyakan terdapat pada umur 16 sampai dengan 44 tahun dan paling sedikit pada umur 0 sampai dengan 5 tahun.

3.    Manfaat dengan Program yang ada
Dari hasil survei diatas dapat dilihat bahwa penderita periodontitis menjadi pernyakit gigi dan mulut yang paling banyak di wilayah UPTD Puskesmas Klambu dengan penderita terbanyak pada umur sekitar 16 sampai dengan 44 tahun. Sehingga perlu adanya program atau kegiatan promotif dan preventif yang dilakukan oleh petugas kesehatan gigi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Klambu.
Kegiatan Promotif meliputi penyuluhan tentang cara menggosok gigi yang baik dan benar, penyuluhan menjaga kebersihan gigi dan mulut yang dilaksanakan di sekolah-sekolah, posyandu maupun di Pondok Pesantren. Selian itu juga ada kegiatan pelatihan kader kesehatan dengan harapan agar kader bisa memberikan contoh yang baik kepada masyarakat sekitar.
Untuk kegiatan preventif bisa dilakukan di Puskesmas yaitu pembersihan karang gigi.

4.    Monitoring dan Evaluasi
Dari kegiatan yang telah dilaksanakan perlu adanya kegiatan monitoring dan evaluasi, yaitu dengan melakukan survei ke lapangan apakah masyarakat sudah menggosok gigi dengan baik dan benar serta perlu adanya kesadaran dari masyarakat untuk periksa kebersihan gigi dan mulut ke Puskesmas secara rutin.







BAB IV
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Dari hasil survei dan analisis data yang ada, menunjukkan bahwa penyakit periodontal merupakan penyakit tidak menular tetapi penyakit ini merupakan penyakit kronis, untuk itu perlu dilakukan berbagai tindak lanjut dalam menangani kasus penyakit periodontal dalam hal upaya pencegahan. Untuk itu perlu kerjasama dari pihak pemerintah, petugas kesehatan, dan masyarakat. Untuk itu, program dalam kegiatan promotof dan preventif di masyarakat harus dapat terlaksana dengan baik dan lancar dengan harapan masayrakat bisa sadar akan menjaga kebersihan gigi dan mulut.


B.   Saran
1.    Masyarakat memahami akan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut
2.    Masyarakat menggosok gigi dengan baik dan benar
3.    Masyarakat mau untuk periksa gigi ke Pelayanan kesehatan secara rutin.





Daftar Pustaka



Manson JD, Eley BM,2013.Buku ajar periodonti. Jakarta:Hipokrates
Krismariono. Agung, 2009. Prinsip-Prinsip Dasar Scalling dan Root Planing dalam Perawatan Periodontal. Periodontic Journal: 1(1):1-5
Riset Kesehatan Dasar, 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan, Republik Indonesia.
Rosad, 2009. Gingivitis, Perawatan Kesehatan Gigi dan Mulut, jakarta.
Carranza FA, Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR, 2006. Clinical Periodontology. 10th edition. Saunders Com  8: hal 10- 4.
Corgel JO., 2006.  Periodontal therapy in the female patient (Puberty, Menses,
Pregnancy, and Menopause). In: Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR. Carranza’s clinical periodontology. 10th ed. Philadelphia: Saunders Elsevier : hal  636-49.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar